English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

TIps Trik Membuat Resensi Film

By. Dyan Agustina, MA

Resensi yang kita pakai dalam bahasa Indonesia sekarang ini berasal dari bahasa Belanda : recencie. Dalam bahasa Inggris resensi adalah review. Sedangkan dalam bahasa latin, resensi atau revidere memilik arti melihat kembali, menimbang, atau menilai.
Resensi film adalah kupasan atau bahkan mendalam mengenai sebuah film yang telah beredar. Resensi biasanya mengandung kritik membangun. Maka biasanya bagi pekerja seni, semakin banyak resensi yang dibuat atas karyanya, mereka akan semakin terhormat. Tujuan membuat resensi adalah untuk memaparkan pemahaman  komprehensif tentang film tersebut. Penulis resensi diajak untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh tentang fenomena apa yang muncul dari isi film itu.

Cara membuat resensi film. 
1. Kenali filmnya. Tonton filmnya.
2. Amati tema, dan pendeskripsian dalam film tersebut.
3. Tandai bagian yang dapat dijadikan kutipan dalam resensi. 
4. Buatlah sinopsis atau intisari film tersebut.
5. Tentukan sikap atas intisari atas film tersebut

Science Experiment - Volcanoe Explotion

Learning for Life

Percobaan Sains Meletusnya Gunung Berapi pada Pembelajaran Tematik Kelas 2 Semester 2 Tema 6 Air, Bumi dan Matahari di Kelas 2 Utsman bin Affan Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Setelah pada hari sebelumnya siswa-siswi kelas 2 Utsman membuat model gunung berapi terbuat dari sabun, hari ini kami melakukan percobaan sains tentang meletusnya gunung berapi menggunakan model gunung yang sudah jadi dan bahan-bahan sederhana yang bisa diperoleh dimana saja. 

Melakukan eksperimen sains di kelas rendah akan membawa anak-anak lebih terikat pada proses pembelajaran, menyimpan memori konsep yang lebih panjang, sambil membangun rasa keingintahuan yang lebih besar terhadap sains. Kolb (2016) menegaskan, bahwa ilmu itu terbentuk karena adanya pengalaman. Karenanya, semua hal tentang keilmuan yang dilakukan dengan proses sebagai kendaraannya akan bertahan lebih lama dalam memori anak. 

"Bermain Sabun" bersama Utsman bin Affan

Learning For Life

Soap Sculpturing and Soap Volcanoe Modeling - Memahat Sabun dan Membuat Model Gunung Berapi dari Sabun di Kelas 2 Semester 2 Pembelajaran Tematik Tema 6 Air, Bumi dan Matahari di kelas 2 Utsman bin Affan Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Pada pembelajaran tematik di tema 6 Air, Bumi dan Matahari, siswa-siswi kelas 2 Utsman bin Affan SD Islam Bunga Bangsa Samarinda membuat ukiran relief yang dibuat dari bahan sabun batangan. Guru memilih sabun hijau batang Sunlight yang berbahan lembut tapi kokoh untuk membuat relief dengan alat ukir berupa tusuk gigi. Sabun mandi bertekstur sedikit lebih keras yang memerlukan peralatan yang lebih tajam. Kegiatan ini dikaitkan dengan pembelajaran materi kenampakan permukaan bumi yang tidak rata, dan perkenalan pada tekstur benda halus dan kasar.

Sekolahku Awal Imajinasiku 7

Sekolahku Awal Imajinasiku 7 merupakan buku karya tulis siswa beupa puisi, cerpen dan gambar yang dikumpulkan menjadi satu dan diberikan kepada mereka sebagai kenang-kenangan bahwa dulu mereka pernah memiliki karya yang dibukukan saat masih duduk di Bangku SD Islam Bunga Bangsa

Sebagaimana dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Siswa(i) SD Islam Bunga Bangsa kembali menuliskan karyanya dalam bentuk buku "Sekolahku Awal Imajinasiku 7" di diterbitkan oleh Percetakan Malang, dan dicetak full color

Judul Buku : Sekolahku Awal Imajinasiku 7
Spesifikasi ; Iv; 113 hlm; 14x20 cm
ISBN : 9789797622213-7
Penyusun, : Rachmawati dan Jordi Budiyono
Editor : Rachmawati, dan Jordi Budiyono
Photography : Jordi Budiyono

Kunjungan Region Head Kalimantan, Bank Muamalat beserta TIM


Region Head Kalimantan Bank Muamalat, Bapak Karsono bersama tim mengadakan kunjungan ke Sekolah Islam Bunga Bangsa, hari Senin, 06 Februari 2017

Pada kesempatan ini  Bapak karsono dan tim menyempatkan diri melihat Ruang Perpustakaan Bunga Bangsa Islamic School dengan didampingi ibu Elin Nurmi Murahati.

Bapak Karsono mengungkapkan kekagumannya dengan sosok Bapak H. Rusli yang diusia senjanya masih menyempatkan diri untuk menulis buku yang diberi judul Hijra, bukti kecintaan beliau pada literasi dan kegemarannya akan membaca yang tidak dimiliki oleh semua orang, juga kehebatannya yang masih turun langsung dalam pengelolaan Sekolah Bunga Bangsa yang dimilikinya. 

Bapak Karsono berharap Bunga Bangsa kedepannya akan semakin maju dan berkembang hingga dimasa-masa yang akan datang

Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Baku


Learning for Life

Pengukuran Menggunakan Alat Ukur Baku pada Pembelajaran Tematik Kelas 2 Semester 2 Tema 6 Air, Matahari dan Bumi di Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Siswa-siswi kelas 2 sudah memasuki tema 6, Air, Matahari dan Bumi, pada tema ini siswa-siswi belajar mengenai pengukuran menggunakan alat ukur baku dan tidak baku. Memanfaatkan fasilitas sekolah berupa Unit Kesehatan Sekolah, UKS, dibantu perawat yang bertugas, anak-anak diperkenankan mencoba mengukur tinggi teman-teman satu kelompoknya secara bergantian. 

Ibu Iin Sulastri, perawat yang bertugas terlebih dahulu menjelaskan bagaimana prosedur penggunaan meteran ukur untuk mengukur tinggi badan. Siswa-siswi diminta memperhatikan dengan seksama. Kaki dirapatkan ke dinding, badan tegak lurus, pandangan ke depan. Meteran ditarik tepat diatas kepala. Angka pada meteran ditandai dengan garis merah. Siswa-siswi kelas 2 Utsman bin Affan dengan antusias mengamati penjelasan kemudian dengan berbagai ekspresi mencoba alat tersebut. Dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 orang anak. Ada yang bertindak selaku pengukur dan pencatat. Pada akhir kegiatan, siswa-siswi diminta berdiskusi, mengisi tabel, mengurutkan angka terbesar sampai terkecil kemudian mengurutkan siswa berdasarkan tinggi badan mereka. Hari ini kegiatan lebih banyak dilakukan di luar kelas. 

Kartu Setoran Sholat 5 Waktu Siswa(i) Kelas 1 Edelweys

By : Hilda Ramli

Kartu Sholat dibuat sebagai sarana untuk mempererat kedekatan Orang tua pertama dan orangtua kedua disekolah, juga untuk meningkatkan sadar sholat 5 waktu sejak dini, karena masih rendahnya pelaksanaan sholat yang dilaksanakan oleh peserta didik, pada usia seperti mereka karena masih kurangnya kesadaran akan pentingnya sholat lima waktu. 

Oleh karena itu dirasa perlu mengadadakan Kartu Kontrol Sholat Lima Waktu,  untuk mengetahui efktifitas kebiasaan melaksanakan sholat dirumah dengan bantuan orang tua pertama sehingga dapat meningkatkan ibadah sholat siswa. 

Kartu setoran sholat 5 waktu ... walaupun sederhana tapi besar manfaatnya bagi kehidupan akhirat mereka... semoga dengan kartu ini dapat menjadi pembiasaan yang baik dan melatih kedisiplinan mereka serta bertanggung jawab pada kewajiban mereka sebagai anak muslim yang baik

Membudayakan Membaca untuk Meningkatkan Literasi melalui Program 15 Menit Membaca di Kelas 2 Utsman bin Affan Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda.


 Membaca 15 menit per hari, dengan pendekatan pembelajaran menyenangkan telah dilakukan di Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda. Membaca adalah salah satu kebiasaan baik yang dilakukan dan dijadikan kebutuhan bagi siswa-siswi disetiap jenjang kelasnya. 


Indonesia memiliki tingkat kesadaran membaca yang rendah (World's Most Literate Countries, Central Connecticut State University, posisi Indonesia urutan 61 dari 60 negara, satu tingkat diatas Botswana) dibandingkan dengan tingkat penggunaan Facebook (peringkat 4 setelah USA, India dan Brazil, lebih dari 60, 3 juta pengguna aktif; statisca.com) dan Twitter (peringkat ke 3 setelah USA dan India dengan lebih dari 13 juta pengguna aktif; statisca.com), kenyataan pahit ini tidak lepas dari kebiasaan dan minat baca yang belum membudaya. Di tahun 2012, hasil survey BPS menyebutkan hanya 1 dari 10 anak Indonesia yang punya kesenangan membaca (mirajnews.com). Hal ini erat kaitannya dengan kebiasaan membaca yang tidak dianggap penting dan atau dianggap tidak semenarik menonton TV dan bermain HP. Dengan kebiasaan membaca 15 menit per hari yang sudah dilakukan sejak di kelas-kelas rendah, diharapkan budaya membaca akan menjadi salah satu keunggulan siswa-siswi pemilik masa depan bangsa ini.