English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Apakah Belajar Menulis Tegak Bersambung Masih Relevan Pada Pendidikan Zaman iPad Ini? Pembelajaran Tematik Tema 6 di kelas 2 Semester 2 di Kelas 2 Umar bin Khattab Sekolah Dasar Islam Bunga Bangsa Samarinda

Ms Dyan Widya Agustina
Wali kelas 2 Umar bin Khattab
SD Islam Bunga Bangsa Samarinda

Perdebatan mengenai mengajarkan atau tidak mengajarkan menulis bersambung atau cursive telah ada semenjak teknologi menjadi lebih mutakhir dan kemudahan kehidupan dalam hal pembelajaran dan pengajaran menguasai pendidikan. Sebagian negara bagian di Amerika Serikat sudah tidak mengajarkan pelajaran menulis tegak bersambung. Tetapi di sebagian negara bagian yang lain, pembelajaran mengenai bagaimana menulis tegak bersambung masih diajarkan. Sebagian besar ilmuwan dan pendidik, masih menganggap pelajaran menulis bersambung relevan bagi perkembangan anak-anak, terutama di sekolah dasar.

Pada pembelajaran tematik di tema 6 kelas 2 semester 2 ini, ada pelajaran menggunakan huruf kapital dengan menulis bersambung. Meletakkan pensil ke kertas dengan model tulis bersambung ini mampu menstimulasi otak kiri dan kanan agar seimbang dalam proses pembelajaran. Meskipun banyak yang memperdebatkan bahwa kemampuan menulis bersambung tidak ada hubungannya dengan validitas tes yang bisa diukur, namun penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis huruf bersambung meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam pembelajaran.
Di kelas 2 Umar bin Khattab, sepekan ini, memulai pembelajaran menulis huruf bersambung, dengan penekanan pada penggunaan huruf kapital pada awalan kalimat, awalan nama, nama kota, nama negara, nama hati dan nama bulan.
Regardless of the age we are on or the technological resource says at one's disposal, success is measures by thought information, the speed and efficiency ini which it is communicated. Because of this the students need variety of technologies, including cursive handwriting, to succeed. - Asherson, seorang terapis anak
#Learning for life

Tidak ada komentar: