Ms Dyan Widya Agustina
Walikelas 2 Umar bin Khattab
SD Islam Bunga Bangsa Samarinda
Literasi finansial mempunyai pengertian sebagai seperangkat ketrampilan dan pengetahuan untuk mengelola sumber keuangan dan membuat keputusan yang cermat dalam menghadapi kondisi keuangan (Kaly, Hudson, Vush 2008) Literasi finansial sudah menjadi kurikulum terpadu di Australia sejak tahun 2004, karena pemerintah negara memandang penting finansial literasi untuk mendukung praktik-praktik baik penggunaan dan pengelolaan keuangan sebagai bagian dari keterampilan abad 21. Bahkan telah memiliki website khusus untuk memberdayakan guru dan komunitas sekolah untuk dapat terlibat dengan baik dalam keterampilan pengelolaan keuangan yaitu MoneySMART Teaching website yang memberikan beragam pilihan kegiatan dan model pembelajaran untuk mengajarkan menjadi konsumen yang bijak dan memasukkan literasi finansial kedalam kelas.
Singapura, negara tetangga Indonesia, yang secara pendidikan menjadi kiblat banyak negara di Asia, telah memasukkan pembelajaran mengenai melek literasi pada semua jenjang pembelajaran sekolah sejak tahun 2007 dengan memberikan penekanan pada kemampuan pengambilan keputusan terhadap penggunaan sumber-sumber keuangan. Singapura mengintegrasikan pembelajaran literasi finansial bersama dengan MoneySENSE, sebuah lembaga pendidikan literasi finansial negara yang bekerjasama dengan institusi keguruan dan politeknik setempat untuk mengembangkan model pembelajaran, workshop, dan seminar tentang sadar dan hemat dalam pengelolaan uang, investasi dan menabung dan puluhan topik lainnya yang berkisar pada kemampuan menata kelola keuangan.
Sejak dicetuskannya PKB PPK, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter pada tahun 2016, dimana pemerintah memasukkan unsur-unsur penting dalam melibatkan kemampuan masa depan yang harus dikuasai oleh siswa, literasi finansial adalah satu hal yang bisa dimasukkan secara bertahap didalam pembelajaran, dimulai dari jenjang pendidikan formal terendah, yaitu unit sekolah dasar. Menilik kata literasi, mungkin kita akan langsung terpaut pada makna dan kegiatan membaca. Padahal makna literasi bisa dikaitkan pada 26 jenis lainnya termasuk membaca. Literasi finansial, literasi cultural, literasi digital, literasi televisi, literasi multimedia, literasi histori dan banyak lagi. Pada jenjang sekolah dasar SD dan SMP, yang dikembangkan adalah literasi dasar membaca, literasi finansial, literasi sains, literasi ICT, literasi kompetensi global.
Bermain pasaran, jual-jualan, dagang-dagangan; adalah salah satu pendekatan sederhana untuk melatih komunikasi efektif, melatih kerjasama, empati dan kemampuan pengambilan keputusan cermat perihal keuangan. Di kelas 2 Umar bin Khattab tahun pelajaran 2017/2018 ini, kegiatan literasi tidak lagi hanya membaca setiap hari di dalam kelas, tapi juga diperkenalkan cara pengelolaan sumber-sumber keuangan dan sikap-sikap baik yang bisa dilatih dalam hal pengambilan keputusan terkait keuangan. Anak-anak dikelas pertama-tama diajarkan menghitung pecahan uang dengan uang kertas dan logam, dari pecahan kecil sampai pecahan besar. Pengenalan jenis, warna dan tokoh atau budaya yang melekat pada uang kertas juga dilakukan pada tahapan ini. Sebagian besar anak sudah mampu melewati tahapan ini. Sebagian lagi perlu bimbingan. Guru memberikan berbagai barang sebagai item jual yang bisa dibeli anak-anak dengan uang yang telah dibagikan secara berkelompok. Anak-anak terlihat sangat antusias menikmati permainan pasaran ini. Pada tahapan selanjutnya nanti, siswa akan dipandu guru untuk cermat membeli barang dan mengelola uang yang dimiliki. Hemat dan cerdik pada pilihan menginvestasi uang yang dimiliki untuk menabung atau untuk membeli barang berharga lainnya adalah tahapan lanjutan pada pembelajaran literasi finansial ini. Permainan pasaran sendiri telah menjadi sarana belajar banyak hal selain literasi keuangan. Permainan pasaran mengajarkan cara bermasyarakat dan nilai-nilai hidup sosial.
Greed is not financial issue. It is a heart issue. - Andy Stanley
Tidak ada komentar:
Posting Komentar