Dalam rangkaian kegiatan kampung santri Siswa(i) Kelas enam angkatan ke Enam, tim Ummi SD Islam Bunga Bangsa mengadakan pelatihan "Berwudhu dan Sholat Yang Benar" yang dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2006, bertempat diruang perpustakaan dengan pemateri Ustadz Satran Maehadi, S.Ag. Tujuan dari kegiatan ini agar Siswa(i) SD Islam Bunga Bangsa mengetahui Bagaimana Cara Sholat seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan tetap memiliki kesadaran dalam dirinya untuk melaksanakan sholat 5 waktu. dan untuk mendapatkan Sertifikat Sholat jelang kelulusan.
Pengertian dan definisi Wudhu menurut bahasa berasal dari kata kata Al-Wadha’ah, yang mempunyai arti kebersihan, kecerahan dan keindahan sedangkan wudhu menurut syari’at adalah membasuh di anggota tubuh tertentu dengan niat tertentu. wudhu sendiri adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. kita sebgai seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan ibadah wajib semisal shalat. jika tidak ada air maka berwudhu bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum. Jelas Pak Satran.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki." (Q.S. Al-Maidah : 6).
"Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu." (H.R. Abu Hurairah ra).
Wudhu’ sendiri disyari’atkan bukan hanya ketika kita hendak beribadah, bahkan juga disyari’atkan dalam seluruh kondisi dan keadaan apapun. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar selalu berada dalam kondisi bersuci (wudhu’) sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW dan para sahabatnya yang senantiasa terjaga dalam keadaan suci (memiliki wudhu).
Ada dua kunci utama agar semua amal ibadah yang kita lakukan diterima Allah swt., yaitu ikhlas dan ittiba’. Ikhlas berarti melakukannya semata-mata karena Allah, sedangkan ittiba’ berarti mengikuti cara peribadatan yang beliau contohkan. ucap Bapak Satran Maehadi, S.Ag dalam penjelasannya
(قال رسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (Shahih Bukhari)
Hadits inilah yang menjadi dasar kewajiban kita untuk mengikuti cara beliau dalam mendirikan shalat.
Allah ta’ala telah menyeru dalam al-Qur’an “peliharalah semua shalat dan shalat wusta, dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyu’ ”(QS. Al-Baqarah : 238). “Tidak ada bagi seorang yang datang kepadanya shalat wajib, lalu ia memperbaiki wudhu'nya, khusyu'nya dan ruku'nya, kecuali sholat itu akan menghapuskan dosa-dosanya yang telah lalu, selama ia tidak melakukan dosa-dosa besar, dan hal ini untuk setiap masa”. (HR. Muslim).
Dan shalat itu juga dilakukan pada waktu yang telah di tentukan, Allah ta’ala berfirman “Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. an-Nisa : 103) tidak megakhirkan waktu shalat atau juga tidak shalat di luar waktunya. Seperti banyak kita lihat pada saat sekarang orang yang mengakhirkan shalatnya dari pada acara televisi yang sedang berlangsung. Sabda Nabi saw. “Sebaik-baik amal adalah shalat pada awal waktunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Diakhir pertemuan pak Satra nMenjelaskan, apa yang telah diberikan pada pelatihan hari ini akan diujikan untuk sertifikasi Sholat Siswa(i) Angkatan ke 6 Yang akan lulus. tujuan agar sejak dini siswa(i) menanamkan budaya Wudhu dan Sholat secara baik dan benar seperti apa yang perintahkan Allah dan di contohkan oleh Rasul-Nya.