Minggu-minggu ini menurut kalender pendidikan, kegiatan sekolah itu untuk semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 berakhir pada tanggal 18 Desember 2015. Selanjutnya diisi dengan kegiatan libur sekolah yang berlangsung selama dua minggu. Dimulai Tanggal 21 Desember 2015 dan akan masuk kembali pada tanggal 04 Januari 2016.
Memasuki masa libur sekolah ini berbagai rencana tentu sudah diskema sedemikian rupa oleh para orang tua guna memberikan pencerahan atau relaksasi pada putra-putrinya setelah satu tahun pelajaran mereka fokus pada rutinitas kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Hal ini tentu dalam kacamata logika para peserta didik ini akan merasa sangat kelelahan. Oleh karena itu amatlah perlu kiranya anak-anak ini “dimanjakan” dengan kegiatan liburan. Yang namanya liburan tentu interpretasinya sangat kental dengan hura-hura, malas-malasan, pengahmbur-hamburan, kemewahan, dsb. Lalu, bagaimana caranya merancang kegiatan liburan itu agar lebih terarah pada hal-hal yang lebih bermanfaat dan bermartabat? Ada beberapa solusi agar acara liburan itu lebih bermanafaat, produktif dan tidak terkesan hura-hura.
Pilih tempat-tempat liburan yang memiliki nilai positif dan mengandung muatan visioner. Misalnya berlibur ke tempat tinggal kakek-nenek dan saudara lainnya di daerah, dengan tujuan untuk mempererat tali silaturrahmi. Dalam mengisi liburan ini dapat pula digali potensi-potensi alamiah yang perlu dikembangkan atau belum tergali sama sekali. Dengan liburan ini pula diharapkan bisa timbul sikap rasa ikut memiliki dan tanggung jawab atas tanah leluhurnya untuk bisa dilestarikan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat banyak. Selama ini potensi orang-orang kampung hanya bisa dimanfaatkan suara konstituennya oleh mereka yang berambisi untuk meraik jabatan politis.
Libur sekolah bukan berarti berhenti belajar. Setiap orang tua tentu memiliki kesibukan yang berbeda-beda dalam hubungannya dengan rutinitas dan tuntutan profesi. Adakalanya kita lalai dengan fokus perhatian yang hakiki, yaitu membina para putra putri kita sebagai titipan amanah dari Tuhan YME untuk dibentuk minimal sama dengan orang tuanya, atau lebih baik lagi kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu setiap orang tua tidak membiasakan putra-putrinya bermalas-malasan pada hari-hari lubur. Ajaklah mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan dan sifatnya mendidik. Misalnya : membereskan pekarangan, bersih-bersih halaman, penataan rumah dsb. Perlu diingat bahwa putra-putri kita cepat atau lambat pada akhirnya akan mengalami jenjang berumah tangga. Dalam kehidupan yang baru itu mereka sudah siap dan terbiasa dengan pendewasaan dan kemandirian.
Pada masa libur sekolah, pembinaan dan pendidikan anak-anak didik menjadi tanggung jawab penuh pihak orang tua. Bahwa setiap orang tua, apapun latar belakang keahliannya tentu semuanya pernah mengenyam pendidikan. Nah, pola-pola pendidikan dari pengalaman itu dapat diterapkan pada putra-putrinya pada saat liburan sekolah. Menjelang liburan sekolah ini para orang tua seyogyanya sudah merancang bentuk penugasan yang akan dibebankan pada anak-anaknya. Tugas tersebut tentu harus ada unsur mendidik dan logis serta memungkinkan untuk dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia.
Putra-putri yang sudah memasuki masa remaja sangat rentan dengan model pergaulan zaman sekarang. Para orang tua harus lebih peka dalam menyikapi perubahan kejiwaan dan sikap yang dialami putra-putrinya. Maka sesibuk apapun orang tua ini menjalankan aktifitas kerjanya, tidak berarti melepaskan begitu saja atas pengawasan ketat pada pergaulan anak-anaknya. Terlebih lagi memasuki masa-masa libur sekolah, karena sering kali terjadi anak mulai berani berbohong dan mencari-cari alasan untuk pergi keluar rumah agar jauh dari pengawasan para orang tuanya.
Akan lebih bijak jika orang tua menggiring putra-putrinya, pada masa liburan sekolah ini untuk mendorong putra-putrinya agar mengikuti pendidikan dan pelatihan serta keterampilan lainnya yang disesuaikan dengan hobi, bakat dan minat anak.
Menimbang-nimbang azas manfaat biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan rekreasi dan hiburan dengan biaya yang dipakai untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan atau kursus anak.
Link : Enciblogpedia