Rabu, 30 September, siswa(i) kelas 6 Kapuas melaksanakan pembelajaran diruang perpustakaan guna mencari buku penunjang yang berisi mengenai peristiwa-peristiwa setelah proklamasi, dengan didampingi oleh Bapak Dadang Chandra Lesmana, S.Pd.
Peristiwa Penting Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
Negara kita Indonesia menyatakan kedaulatannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dan dinyatakan oleh Ir. Soekarno. Proklamasi tersebut dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB di jalan Pegangsaan Timur no. 56, Jakarta (rumah Soekarno saat itu). Namun, tak disangka, jika seharusnya setelah proklamasi kita dapat mengurus negara kita sendiri, ternyata kita masih diganggu oleh Belanda yang ingin berkuasa lagi di Indonesia. Tentu saja kita sebagai bangsa yang kuat melawan, dengan puncaknya serangan umum 1 Maret 1949 yang mendorong diakuinya kedaulatan RI di dunia. Adapun peristiwa-peristiwa penting sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah :
Tanggal 17 Oktober 1945 Belanda mendaratkan pasukannya di wilayah Bandung. Belanda kemudian mengeluarkan ultimatum pada tanggal 21 November yang berisikan agar para penduduk mengosongkan wilayah tersebut sebelum tanggal 29 November 1945, namun ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang sehingga sering terjadi perang disana. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1946 Belanda mengulangiultimatumnya. Akhirnya atas instruksi dari pemerintah RI di Jakarta, para pejuang mau meninggalkan kotanya walau dengan berat hati. Namun sebelum meninggalkan kota tersebut, terlebih dahulu para pejuang menyerang ke arah sekutu dan membumi hanguskan bandung wilyah selatan. Nah!!!! Kejadian tersebutlah yang disebut dengan BANDUNG LAUTAN API….
2 . Puputan Margarana
Isi dari perundingan Linggarjati pada tanggal 10 november 1946 adalah Belanda mengakui secara de facto wilayah Indonesia yaitu JAWA, SUMATRA, dan MADURA, namun Bali tidak termasuk yang menyebabkan rakyat bali kecewa berat. Kemudian Belanda membujuk I GUSTI NGURAH RAI untuk membentuk Negara Indonesia Timur (NIT). Namun ajakan tersebbut ditolak dengan tegas dan dijawab dengan perawanan senjata. Kemudian pada tanggal 29 November 1946 .
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan kurang lebih 2.000 tentara di Bali. Mereka disambut oleh tokoh-tokoh Bali yang bersahabat dengan Belanda. Berdasarkan perjanjian Linggajati, wilayah Indonesia hanyalah Sumatra,Jawa, dan Madura. Jadi Bali tidak termasuk wilayah Indonesia. Ini membuat sedih Letkol I Gusti Ngurah Rai, pemimpin tentara Indonesia di Bali. Sementara itu daerah-daerah Indonesia di bagian timur sedang giat mendirikan Negara boneka(Negara buatan Belanda).
Pada tanggal 18 November 1946, pasukan I Gusti Ngurah Rai mulai melancarkan serangan kepada pasukan Belanda. Kekuatan Belanda di Bali dan Lombok dikerahkan utuk menghadapi pasukan perang puputan (pertempuran habis-habisan) yang terjadi di Margarana pada tanggal 29 November 1946 dan sebelah utara Tabanan. I Gusti Ngurah Rai gugur bersama seluruh anak buahnya. Gugurnya I Gusti Ngurah Rai melicinkan jalan bagi Belanda untuk mendirikan Negara boneka atau negara buatan Belanda di Indonesia timur. Perjuangan I Gusti Ngurah Rai mencerminkan tekad bangsa Indonesia yang ingin mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perang tersebut akhirnya disebut dengan Puputan Margarana (Perang mati-matian demi membela nusa dan bangsa).
3. Peristiwa Westerling di Makassar
Pada bulan Desember 1946 Belanda mendaratkan pasukannya di wilayah Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Raymond Westerling untuk membersihkan wilayah tersebut dari orang” yang memberontak pembentukan NIT serta pejuang” disana. Kemudian pasukannya mulia meneyran kea rah desa pada tanggal 7-25 Desember dan pada tanggal 10 Desember 1946 wilyah tersebut dinyatakan sebagai wilayah perang. Korban peristiwa tersebut mencapai kurang lebih 40.000 orang, coba kalian bayangkan betapa sadisnya dia!
4 . Serangan umum 1 Maret 1949
Pada agresi militer Belanda yang kedua bulan desember 1948, Indonesia berhasil ditaklukan oleh Belanda. Presiden,wapres beserta mentri-mentrinyapun ditawan oleh Belanda. Akhirnya Belanda menyatakan RI telah runtuh! Tanpa disadari oleh Belanda, Indonesia membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di bukit tinggi. Karena adanya agresi militer belanda yang kedua, TNI serta kelompok bersenjata yang lain menjadi terpecah belah, masalah tersebut berhasil diatasi dengan mengirim kurir, telegram, ataupun mengirim sinyal radio. Kemudian pada tanggal 1 MARET 1949 Indonesia akan menyerang ke arah Belanda di Yogyakarta yang dipimpin oleh LETKOL. SOEHARTO. Serangan umum ini membawa hasil yang sangat membanggakan karena berhasil menguasai kembail wilayah Yogyakarta selama 6 jam (06.00-12.00).
5. Pertempuran 10 November 1945
Pada pagi hari tanggal 10 November 1945, suasana kota Surabaya tampak tegang. Bung Tomo melalui siaran radio menyerukan kepada para pemuda Surabaya agar tetap semangat dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan. Bung Tomo menghimbau kepada para pemuda dari berbagai kota di Jawa Timur dan Madura agar membantu perjuangan rakyat Surabaya.
Pasukan Sekutu segera mendatangkan sekitar 15 ribu tentaranya untuk menggempur kota Surabaya. Saling tembak mulai terjadi di Perak. Gerakan pasukan Sekutu disertai dengan pemboman yang ditujukan pada tempat-tempat strategis. Pada pertempuran tersebut rakyat Surabaya hanya dilengkapi persejataan yang sederhana. Pertempuran berlangsung tidak seimbang. Korban berjatuhan dikedua belah pihak. Rakyat Surabaya berhasil mempertahankan kota selama hampir 3 minggu. Dalam pertempuran itu Bung Tomo membakar semangat para pejuang Surabaya melalui radio. Pekik perjuangan Bung Tomo adalah “maju terus pantang mundur”.
Dalam pertempuran yang heroik itu, rakyat Surabaya dengan gigih mempertahankan kemerdekaan. Untuk menghormati dan menghargai perjuangan rakyat Surabaya yang mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa Indonesia, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.
6. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pada tanggal 14 Oktober 1945, 400 orang veteran tentara Jepang akan bekerja untuk mengubah pabrik gula Cepiring, sebelah barat Semarang, menjadi pabrik senjata. Ketika dipindahkan ke Semarang, mereka menyerang polisi Indonesia yang mengawalnya. Keadaan semakin memanas karena veteran tentara Jepang tersebut bergabung dengan pasukan Jepang di Jatingaleh. Pertempuran pecah pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2 ribu pasukan Jepang dibantu oleh batalion Jepang yang lain yang bersenjata lengkap menghadapi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan pemuda pelajar.
Pertempuran berlangsung 5 hari (15 – 20 Oktober 1945) dan baru berakhir setelah pemimpin TKR berunding dengan pemimpin pasukan Jepang. Usaha perdamaian dipercepat karena kedatangan pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Sekutu datang untuk melucuti pasukan Jepang dan menawan mereka. Diperkirakan ada 2 ribu rakyat Indonesia dan 100 orang pasukan Jepang tewas dalam pertempuran tersebut. Kegigihan rakyat Semarang dalam berjuang menjadi teladan bagi generasi penerus. Untuk menghormati perjuangan rakyat Semarang maka di tengah Kota Semarang dibangun sebuah tugu peringatan yaitu Tugu Muda.
7. Pertempuran Medan Area
Sulitnya komunikasi, transportasi, serta sensor yang ketat dari pihak Jepang,mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Berita tersebut dibawa oleh Mr. Teuku M.Hassan yang diangkat menjadi gubernur di Sumatera. Setelah menerima berita proklamasi,para pemuda yang di pimpin oleh Achmad Taher bekas perwira tentara sukarela (giyugun),membentuk barisan pemuda Indonesia pada tanggal 13 September 1945.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah mengambil alih gedung-gedung pemerintahan pada tanggal 4 Oktober 1945 dan merebut senjata dari tangan Jepang. Pasukan sekutu yang diboncengi oleh sedadu Belanda (NICA) dipimpim oleh brigjen T.E.D.Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Untuk menghadapi segala kemungkinan,para pemuda segera membentuk TKR(Tentara Keamanan Rakyat) di Medan.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama pemuda dan pasukan Belanda yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area. Pada tanggal 18 Oktober 1945, tentara Sekutu di Medan mengeluarkan maklumat yang melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara Sekutu. Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan besar-besaran dengan pesawat tempur dan kapal perang. Rakyat Indonesia menghadapi dengan gigih. Akibatnya, jatuh korban cukup banyak diekdua belah pihak.
8. Bandung Lautan Api
Kota Bandung dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946 setelah pihak Indonesia mengeluarkan perintah untuk mengosongkan kota. Pada awalnya Sekutu menuntu agar senjata hasil rampasan dari Jepang diserahkan kepada sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agarmengosongkan Kota Bandung bagian utara, selambat-lambatnya pada tanggal 29 November. Sejak saat itu sering terjadi kontak senjata antara penjuang Indonesia dengan Sekutu. Batas kota bagian utara dan bagian selatan adalah relkereta api yang melintas di Kota Bandung. Ultimatum kedua dikeluarkan pada tanggal 23 Maret 1946 oleh sekutu. Kali ini pejuang Indonesia mengosongkan seluruh Kota Bandung.
Namun, sebelum meninggalkan Bandung pejuang Indonesia melakukan serangan serentak kearah pos-pos sekutu dan Sekutu dan membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan.Peristiwa ini disebut “Bandung Lautan Api”. Selain di Bandung,pertempuran juga terjadi di Sukabumi Jawa Barat. Walaupun para pejuang Indonesia mundur dari Kota Bandung namun semua itu dilakukan untuk kepentingan dan strategi yang lebih besar.
Peristiwa “Bandung Lautan Api” oleh seniman Ismail Marzuki diabadikan dalam lagu perjuangan yang terkenal dengan judul “Halo-halo Bandung” dan “Bandung Selatan”.
9. Pertempuran Lima Hari di Palembang
Pasukan Sekutu mendarat di Palembang (Sumatra Selatan) pada tanggal 12 Oktober 1945 dipimpin oleh Letkol Carmichael yang diikuti oleh tentara NICA. Kekuatan Sekutu ditambah terus sampai bulan Maret 1946. Akibatnya, kontak senjata dengan pejuang Indonesia sering terjadi. Belanda menuntut agar kota Palembang dikosongkan. Para pejuang Indonesia menolak tuntutan tersebut.
Akibatnya, perang besar terjadi pada tanggal 1 Januari 1947. Pertempuran hebat tersebut berlangsung selama 5 hari. Seperlima kota Palembang hancur, korban berjatuhan dikedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947 dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pihak Indonesia. Isi perjanjian mengharuskan indonesia mundur 20km dari kota Palembang. Mundurnya pasukan Indonesia adalah untuk melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama.
10. Pertempuran Laut di Teluk Cirebon
Tanggal 1-5 Januari 1947 TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melakukan latihan di Teluk Cirebon yang melibatkan angkatan darat dan angkatan laut. Belanda campur tangan dengan melakukan serangan dan terjadilah serangan di Teluk Cirebon. Kapal Indonesia GAJAH MADA mendapat serangan hebat dari Belanda sehingga rusak dan tenggelam. LetnanSamadikun Komandan Kapal GAJAH MADA gugur. Walaupun banyak kerugian yang ditanggun oleh TKR namun pejuang tersebut memperlihatkan behwa bangsa Indonesia tidak kenal menyerah.