Laporan DWA
Selasa, 31 Maret 2015, kelas 4 Ibnu Sina bersama Miss Dyan Widya Agustina, membuat layang-Layang. Layang-layang atau layangan merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.
Setelah membaca bacaan tentang keistimewaan pasar terapung di Kalimantan Selatan dan proses pembuatan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan; siswa-dan siswi kelas 4 Ibnu Sina merancang dan merakit layang-layang mereka masing-masing. Layang-layang yang dibuat dari kerangka bambu ini menggunakan kertas minyak sebagai kertas, tracing sebagai kertas jiplak, lem, gunting, benang dan spidol warna.
Proses Pembuatannya :
- Prose pembuatan gambar dengan teknik menjilplak dengan kertas tracing. Tema gambar sudah disepakati yaitu flora dan fauna. Siswa bebas menentukan gambar layangan yang mereka suka.
- Proses penempelan atau pewarnaan gambar jiplakan menggunakan teknik kolase dari kertas minyak berwarna atau pewarnaan dengan spidol atau gabungan keduanya.
- Proses pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati, karena kertas mudah kusut dan mudah sobek.
- Proses penempelan pada kerangka bambu. Proses ini dilakukan berpasangan, karena memerlukan ketelitian dan keakuratan yang baik. Proses ini melatih disiplin, empati dan kerjasama.
- Proses pemasangan benang. Kali ini siswa dibantu Pak Refi dari kelas Ibnu Rusyd.
- Mencoba layangan dilapangan adalah proses terakhir. Layang-layag hias siap terbang di udara.