English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Eksistensi Perpustakaan Sebagai Pustaka Bangsa

Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kitab; buku, buku primbon. Dalam kamus besar bahasa Indonesia perpustakaan dapat diartikan sebagai tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan. Sekarang ini pada beberapa perpustakaan tidak hanya menyimpan koleksi dalam bentuk buku tetapi juga dalam bentuk software bahkan akses data perpustakaan juga dapat dilakukan secara on line.

Bangsa Indonesia mengenal perpustakaan dimulai sejak zaman kerajaan majapahit dan terus berkembang berdasarkan fungsi dan tujuan didirikannya. Pada zaman penjajahan Belanda, perpustakaan dijadikan sebagai alat untuk memperkuat kedudukan Belanda dengan mendirikan “Bataviaasch Genotschap Van Kunsten en Wetenschappen” pada tahun 1778 dan berganti nama menjadi “Perpustakaan Lembaga Kebudayaan Indonesia” pada tahun 1950, kemudian berganti lagi menjadi Perpustakaan Museum Pusat di tahun 1962. Setelah didirikannya BGKW, muncul perpustakaan-perpustakaan lain di Jakarta dan Bogor yang menjadi inspirasi perpustakan-perpustakaan lain di Indonesia.

Seharusnya masyarakat Indonesia dapat lebih mencintai dan menghargai keberadaan perpustakaan, mengingat sejarah perpustakaan sendiri yang sudah lebih dari 2 abad berdekatan dengan masyarakat kita. Sayangnya, masyarakat belum memiliki keterikatan yang kuat itu. Bagaimana cara eksistensi perpustakaan tetap terjaga? Dan mengapa masyarakat Indonesia belum memanfaatkan perpustakaan?

Penulisan artikel perpustakaan ini bertujuan agar dapat diketahui faktor utama yang menjadi kendala sehingga masyarakat kita kurang bisa memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, serta dapat menemukan solusi yang tepat sehingga eksistensi perpustakaan dapat tetap terjaga. Tentunya masyarakat kita dapat lebih mencintai serta memanfaatkan perpustakaan secara optimal.

Jenis-jenis perpustakaan

Pada umumnya pembagian jenis perpustakaan didasarkan pada tujuan perpustakaan, jenis koleksi yang tersedia serta target/sasarannya. IFLA (International Federation of Library Association) mengelompokkan jenis perpustakaan (Nasrul Makdis, makdis.multiply.com) antara lain :

Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan yang ada di negara tersebut.

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur, dan menyajikan bahan pustaka untuk masyarakat umum.

Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pendidikan atau pengajaran, penelitian dan pengamdian kepada masyarakat.

Perpustakaan sekolah bertujuan untuk menunjang pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi yang bertujuan untuk menunjang kegiatan kantor/instansi itu sendiri.

Fungsi perpustakaan

Terlepas dari jenis perpustakaan, pada dasarnya perpustakaan memiliki 3 (tiga) fungsi utama :

Fungsi pendidikan (Education), perpustakaan berperan serta dalam mendidik pengunjung / pengguna fasilitas perpustakaan. Dalam hal ini koleksi perpustakaan diharapkan para pengunjung mampu memanfaatkannya secara mandiri.

Fungsi informasi (Information), pengunjung/pemakai perpustakaan dapat menemukan informasi yang dicari melalui koleksi perpustakaan seperti ensiklopedi, jurnal dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Fungsi penelitian (research), pengertian penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan secara hati-hati dan detail terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu (Moch. Nazir, 1983:hlm. 124 cit Lasa Hs, 2002:hlm3). Sehingga melalui perpustakaan dapat dilakukan penelitian pustaka/library reseach untuk memperoleh data dan fakta.

Prasarana pendukung perpustakaan

Banyak tidaknya pengunjung suatu perpustakaan ditentukan oleh kenyamanan yang dirasakan oleh masing-masing pengunjung tentunya antara pengunjung yang satu dengan pengunjung yang lain memiliki parameter kenyamanan yang bereda tetapi relative sama. Dalam hal ini, penentuan tata ruangan menjadi salah satu faktor kenyamanan yang dirasakan pengunjung perpustakaan.

Penataan ruang perpustakaan (Lasa Hs, 2002:17-19) dapat dilakukan dengan tiga cara :

Tata sekat merupakan cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari meja baca. Dalam hal ini, pengunjung tidak diperkenankan masuk keruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambil dan mengembalikan buku yang dipinjam maupun dibaca. Cara ini lebih sesuai untuk sistem pinjam tertutup (closed access)

Tata parak adalah suatu cara pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca. Dalam system ini memungkinkan pembaca mengambil sendiri koleksi, lalu dicatat dan diaca diruang lain yang tersedia.

Tata baur adalah cara penempatkan koleksi yang dicampur dengan meja baca agar pembaca lebih mudah mengambil koleksi dan mengembalikan koleksi sendiri. Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem pinjam terbuka (open access).

Penentuan tata ruangan sebaiknya disesuaikan dengan target serta kenyamanan pengunjung perpustakaan sehingga fungsi perpustakaan dapat berjalan secara optimal.

Pembahasan

Dari awal perpustakaan mulai dikenal bangsa kita, perpustakaan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Mulai dari koleksi sampai fasilitas yang disediakan. Tidak hanya menyediakan buku-buku bacaan, Koran serta majalah saja melainkan telah dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya. Misalnya saja sarana internet dan pemutaran film-film bioskop setiap minggunya. Fasilitas pendukung ini diharapkan mampu menarik minat pengunjung perpustakaan, selain itu tentu saja memiliki nilai edukasi yang tinggi.

Masih banyak masyarakat kita yang menganggap bahwa perpustakaan merupakan tempat kaum intelektual yang sulit dijangkau terlebih bayangan rumitnya ketika akan memanfaatkan fasilitas dari perpustakaan. Bayangan proses perpustakaan yang berbelit dan situasi perpustakaan kaku, seharusnya dapat segera dihapuskan. Banyak perpustakaan yang mempermudah keanggotaan dan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan diskusi sehingga tidak perlu takut mengganggu pengunjung lain. Sayangnya layanan ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keengganan pengunjung sendiri untuk mencari informasi.

Pencitraan perpustakaan secara lebih mendalam sangat penting untuk memperkenalan recycle perpustakaan masa kini. Perpustakaan yang nyaman, memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup memuaskan serta kemudahan dalam pemanfaatannya. Fasilitas dan kenyamanan perpustakaan saat ini tidak kalah dengan fasilitas yang diberikan café. Dengan demikian diharapkan pelajar serta mahasiswa lebih memilih menghabiskan waktu diperpustakaan memanfaatkan fasilitas yang ada sekaligus menjaga pusaka bangsa.

Kesimpulan dan saran

Perpustakaan merupakan salah satu pustaka bangsa yang perlu dijaga keberadaannya. Dalam hal ini dengan memanfaatkannya seoptimal mungkin. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengunjung perpustakaan sangat mementingkan kenyamanan ketika menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perpustakaan. Sehingga eksistensi perpustakaan dapat terjaga dengan peningkatan kenyamanan serta fungsi dari perpustakaan. Pengoptimalan sistem tata ruangan serta kelengkapan koleksi dapat meningkatan kenyamanan penguna perpustkaan.

Daftar pustaka

Lasa Hs. 2002. Membina perpustakaan madrasah & Sekolah islam. Yogyakarta : adicita karya nusa.

FA. Wiranto dan Supriyanto. 1995. Mempertanyakan keberadaan perpustakaan kita. Semarang : Soegijapranata Catholic University Press.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index/php

Nasrul Makdis, S.pdI., A.Md. 2009. Jenis-jenis Perpustakaan. http://makdis.multiply.com/item/21/journal/jenis_­jenisperpustakaan

www.wikipedia.org

Tidak ada komentar: