Tujuan Seminar
-
Menanamkan
minat dan budaya baca dilingkungan siswa didik
-
Menanamkan
kreatifitas dalam mengapresiasikan bahan bacaan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan.
-
Menanamkan
pada siswa didik betapa buku sebagai sumber inspratif pendidikan dan kehidupan
- Rachmawati, Amd.Kom Pustakawan
- Febilya, S.Pd Perwakilan Guru SMPI Bunga Bangsa
- Rintik Sunariati, S.Pd Perwakilan Guru SDI Bunga Bangsa
- Padmi Yuna Winarti, S.s Perwakilan Guru SDI Bunga Bangsa
- Nina Fahidariani, S. Hut Perwakilan Guru SDI Bunga Bangsa
Penyaji Makalah Seminar
1. Bapak. Syafruddin Pernyata (Kepala
Badan Perpustakaan Prov.Kaltim)
2. Bapak Abdul Hakim, S.Pd, MP
3. Bapak Anton Nugroho, SE, MM
-
Penting untuk dapat
berinteraksi dengan berbagai tipe murid, orang tua atau anggota masyarakat
lainya lintas profesi atau satu profesi.
-
Penting agar dapat saling sharing pengetahuan untuk menanamkan
kecintaan terhadap buku kepada siswa didik.
-
Penting untuk pengetahuan dan
wawasan serta akan membuka relasi bagi kegiatan postif lainnya.
Buku, Membaca dan Ilmu adalah tiga kunci yang mampu mengantarkan manusia pada
eksistensi yang tinggi, tidak hanya untuk kehidupan dunia, tetapi juga untuk
kehidupan akhirat.
Masalahnya kemampuan dan minat baca tidak terjadi dengan
instant. Diperlukan proses pembiasaan yang continue. Bangsa Kita Indonesia
adalah salah satu bangsa yang daya bacanya sangat rendah. Budaya kita lebih
suka dan dekat dengan budaya menonton
Untuk meningkatkan minat
baca pada siswa didik perlu dukungan dan kerjasama antara orang tua, guru,
siswa dan pustakawan.
Kerjasama Orang Tua
Duduk
di sebuah kursi yang nyaman bersama anak dan membaca cerita di buku adalah
salah satu momen terbaik sebagai orang tua. Dan jika Anda belum menanamkan
kebiasaan membaca dalam keseharian, Anda perlu memulai sekarang juga karena
buku membawa banyak manfaat bagi siswa. “Yang paling utama, membaca bersama siswa
membangun kedekatan yang luar biasa,” kata penasihat Parents Linda
Acredolo, PhD, co-author Baby Minds. Siswa merasa nyaman mendapatkan
perhatian yang tidak terbagi dari Anda. Hal itu membuat saat membacakan dongeng
begitu ajaib. Membaca setiap hari juga membantu siswa belajar berkomunikasi,
memperkaya kosakata, membangun imajinasi, dan mempersiapkan diri untuk masuk
sekolah. Kiat dari pakar kami menjadikan siswa tumbuh menjadi seorang pecinta
buku sepanjang hidup.
Kerjasama Guru Disekolah
Peran guru yang kaya
imajinasi sangat diperlukan. Untuk itu seorang guru perlu banyak membaca
buku-buku inspiratif, terutama buku psikologi dan buku pengembangan diri. Siswa jarang memahami
bahwa yang menciptakan p[erbedaan besar dalam hidup mereka adalah isi dari
materi pendidikan yang mereka pelajari. Adalah benar bahwa kedalaman
pengetahuan, latar belakang, keterampilan atau skema yang dipelajari bias
mendorong mereka secara akademis kekelas berikutnya. Dan juga benar semakin
baik Anda mengajar mereka, semakin kecil kemungkinan mereka pustus sekolah.
Kerjasama dengan pustakawan
Membangkitkan minat baca
pada siswa bukanlah hal yang sangat sulit pendekatan atraktif dapat
membangkitkan semangat baca siswa. Pustakawan sekolah
bekerja bersama dengan guru guna pencapaian hal berikut: mengembangkan dan
mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan informasi murid, mempersiapkan dan
melakssiswaan program membaca dan resensi, mengintegrasikan teknologi informasi
ke dalam kurikulum. Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya
perpustakaan sekolah
Bagaimana Penerapan
Membaca di Sekolah ?
Menurut Bapak Syafruddin Pernyata (kepala Badan Perpustakaan
Propinsi Kalimantan Timur sebagai berikut :
1.
Beri
Tugas Membaca
2.
Beri Tugas Membuat Abstarksi
3.
Pemotifasian penyelenggaraan
dengan komunikasi lewat Mading
4. Penyelenggaraan Lomba Membaca,
Membuat Kliping, sinopsis (ringkasan cerit) dan anotasi komentar/kritikan isi
tulisan)
5.
Pemotifasian dengan pembuatan
majalah atau tabloid sekolah
6.
penyelenggaraan pameran buku
yang dikaitkan dengan even-even besar nasional
7.
Penugasan kepada siswa untuk
membantu petugas perpustakaan disekolah.
Mulai Kapan Membaca ? Penjelasan Bapak
Syafruddin P.
Ironis Memang, disaat guru menganjurkan siswanya untuk banyak
membaca, realitanya gurunya sendiri malas untuk membaca, untuk itu jika ingin
menganjurkan anak didik untuk gemar akan bacaan “Mulailah dari diri sendiri”,
kemudian biasakan dengan lingkungan keluarga kita sejak dini/sejak kecil sudah gemar akan bacaan dengan menfasilitasi
mereka dengan berlangganan majalah tertentu atau buku cerita berseri sehingga
antusias anak untuk selalu membaca agar mengetahui akhir dari cerita, secara
tidak langsung telah menggiatkan mereka akan buku bacaan. Yang terakhir
Tanamkan pada anak didik “Aku Bisa, Aku Gemar Baca Buku”
Pertanyaan yang diajukan oleh Bapak Syafruddin Pernyata ;
“Mengapa Orang indonesia
Bodoh..?, jawabanya …. karena kita Miskin”
“Mengapa Orang indonesia
misikn ?, jawabannya… karena kita Bodoh”
“Mari hancurkan kebodohan dan kemiskinan dengan kecerdasan, untuk
cerdas..mari kita membaca, karena membaca adalah pondasi pencapaian dan
keberhasilan”
Contoh Buku inspiratif yang dapat meninspirasi pendidik sbb :
1. Rhenald Kasali (2) : Myelin,
sang Memori Otot Penentu Keberhasilan
2.
Ellen
J, Lager, P.Hd : Mindful Learning
“Membongkar 7 mitos pembelajaran yang menyesatkan”
3.
Hywell Williams : In
Our Time”Pidato-pidato yang membentuk dunia moderen”
4.
Andri Hakim : “Hypnosisi In Teaching “Cara dahsyat
mendidik dan mengajar”
5.
Muwafik Saleh, S.Sos,M.Si Bekerja dengan hati Nurani”
6.
Sisac Wardoyo : Dahsyatnya
Pikiran Positif”
Trik untuk siswa didik agar membaca
jadi menyenangkan
·
Jadikan anggota
perpustakaan. Pergi ke perpustakaan adalah
petualangan yang menyenangkan. Siswa akan suka menaruh buku di rak pengembalian
dan memilih buku lain untuk dipinjam.
·
Bersosialisasi. Cari tahu informasi pembacaan dongeng di toko buku atau
perpustakaan. Siswa tentu merasa senang mendengarkan dongeng bersama.
·
Pilih serial karakter
favorit. Siswa usia ini akan sangat dekat
dengan karakter tertentu jadi jangan lewatkan kesempatan membuat dia tertarik
dengan lebih banyak buku. Jika dia suka petualangan.
·
Hargai selera buku siswa. Jangan khawatir jika siswa hanya mau membaca buku Bob the
Builder. Yang penting adalah siswa tertarik untuk membaca, dan buku yang
diadaptasi dari tayangan televisi favorit
baik untuk dibaca.
·
Diskusikan. Mulai pembicaraan seputar buku yang baru dibaca. Hubungkan cerita
dengan kehidupan nyata: “Pernahkah Adik kangen rumah waktu liburan ke rumah
Nenek?”
·
Buat buku sendiri. Ambil beberapa lembar kertas, staples, lalu minta siswa mendiktekan
sebuah cerita, lengkapi dengan gambar.
Menurut
Bapak Abdul Hakim, Kalau ingin menguasai dunia dan akhirat, kuasailah ilmu umum
dan Al-Qur’an
Kurangnya minat baca masyarakat Indonesia terdiri dari
beberapa factor, yaitu :
1.
Tingkat pendidikan dan kesdaran
yang masih rendah
2.
Budaya masyarakat kita yang
pergerakannya melompat dari keadaan praliterer ke dalam masa pascaliterer,
tanpa melalui masa literer. Artinya dari kondisi masyarakat yang tidak pernah
membaca akibat tidak terbiasa dengan budaya menulis (terbiasa dengan budaya
lisan) ke dalam bentuk masyarakat yang tidak hendak membaca seiring masuknya
teknologi telekomunikasi, informatika, dan broadcasting. Akibatnya, masyarakat
kita lebih senang nonton televisi daripada membaca.
3.
kondisi
ini diperburuk dengan semakin tidak pedulinya orang tua akan aktivitas membaca.
Semakin banyak keluarga yang kedua orang tuanya sibuk bekerja sehingga mereka
tidak lagi mempunyai cukup waktu dan energi untuk mendekatkan anaknya dengan
buku, lewat mendongeng misalnya. Ironisnya ketika anak mulai masuk sekolah,
materi baku kurikulum sering membuat guru tidak mempunyai ruang gerak untuk
berkreasi. Akhirnya mereka hanya terpaku pada satu buku wajib.
Seperti
halnya kegiatan pembelajaran yang lain, upaya menumbuhkan minat baca juga akan
lebih mudah dan efektif apabila dilakukan sejak dini, sejak kanak-kanak. Ini
artinya orang tua sangat dituntut keikutsertaannya. Orang tua harus memastikan
bahwa kecintaan akan membaca
adalah tujuan pendidikan yang terpenting bagi anaknya.
Tentu
saja, upaya orang tua akan lebih optimal apabila didukung oleh pihak lain. Dari
pihak penerbit buku misalnya, dari segi kualitas perwajahan, ilustrasi, isi,
dan cara penyajian hendaknya dapat terus diperbaiki. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan ketertarikan anak.
Dari pihak sekolah, hendaknya diterapkan sistem pendidikan yang menimbulkan kegairahan belajar. Misalnya dengan mendorong pendidik untuk memberi penugasan dan anak didik mencari jawabannya, antara lain di perpustakaan. Hingga sejauh ini perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Oleh
karena itu, masih diperlukan usaha keras untuk mendorong anak berkenalan dengan
perpustakaan sejak dini. Bahkan, perkenalan pertama anak dengan perpustakaan
dapat dilakukan di rumah melalui pembuatan perpustakaan keluarga. Anak yang terbiasa
melihat buku dan kebiasaan membaca dari orang tuanya akan membuat mereka gemar
membaca.
Dari
pihak media massa (terutama radio/TV) hendaknya tidak saja mengeluarkan iklan
layanan masyarakat mengenai ajakan membaca, tetapi harus juga mulai membuat program
promosi membaca (reading promition). Sebuah program yang berkaitan dengan
sebuah buku tertentu. Barangkali, itulah
usaha yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan generasi bangsa ini dalam
menghadapi masa depan yang penuh persaingan. Ibarat kata pepatah, "Akan
lebih mudah meluruskan batang pohon ketika ia masih kecil daripada
meluruskannya setelah tumbuh menjadi besar."
Makalah
sminar Terlampir.
Laporan Hasil Seminar Pendidikan if Melalui Buku